PENJELASAN ILMIAH CARA MENCEGAH KOROSI DENGAN MENGOLESKAN GREASE
Gambar 1. Contoh Boiler yang terkena korosi.
Pemahaman Tentang Proses Terjadinya Korosi
Sebagai awam, kita harus mengerti apakah sebenarnya korosi itu. Sederhananya adalah korosi merupakan reaksi kimia antara besi, air dan oksigen.
Hasil reaksi kimia tersebut adalah senyawa oksida besi yang terhidrasi atau biasa disebut korosi. Secara fisik, korosi umumnya berwarna merah atau kuning bercampur cokelat, ditandai dengan pengelupasan dan retak.
Hal ini dapat kita lihat pada semua benda yang mengandung besi, mulai dari sepeda dan pisau Swiss Army sampai dengan pesawat jet jumbo dan kapal tanker. Proses tersebut adalah contoh dari korosi yang paling gampang dikenal, dan dapat dilihat bagaimana besi mulai hancur pada saat ter-oksidasi. Hal ini dipicu oleh kelembaban udara. Udara yang lembab banyak mengandung air. Semakin banyak besi terkena air maka semakin cepat proses korosi yang terjadi.
Seperti yang dijelaskan di atas, air merupakan zat katalis yang mempercepat proses oksidasi. Tanpa air, oksigen tidak dapat memicu terjadinya proses oksidasi.
Air + Oksigen = Masalah Bagi Besi
Seperti yang dijelaskan di atas, air merupakan zat katalis yang mempercepat proses oksidasi. Tanpa air, oksigen tidak dapat memicu terjadinya proses oksidasi.
Ini artinya, untuk mencegah terjadinya korosi kita harus menghindari H2O. Karena minyak tidak dapat bercampur dengan air sehingga penggunaan minyak merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah korosi.
Grease akan berfungsi sebagai pembatas yang menjaga elemen lain dari luar untuk masuk ke logam yang diolesi dengan minyak. Salah satu elemen tersebut adalah air. Air tidak dapat menyentuh logam sehingga proses korosi tidak terjadi. Sama halnya dengan air dalam bentuk zat cair, minyak juga akan menolak air yang terkandung pada udara. Ini artinya lapisan minyak tetap akan bekerja sebagai pencegah korosi walaupun logam tersebut tidak mengalami kontak langsung dengan air.
Grease akan mengapung di atas permukaan air ketika dicampurkan. Hal ini disebabkan karena minyak tidak bercampur dengan air dan elemen minyak memiliki kepadatan yang lebih kecil dibandingkan dengan air. Selanjutnya, molekul air memiliki sifat tarik menarik yang lebih besar dibandingkan dengan molekul minyak. Sehingga dapat mencegah pencampuran antara dua zat.
Lihat Juga :
Grease akan berfungsi sebagai pembatas yang menjaga elemen lain dari luar untuk masuk ke logam yang diolesi dengan minyak. Salah satu elemen tersebut adalah air. Air tidak dapat menyentuh logam sehingga proses korosi tidak terjadi. Sama halnya dengan air dalam bentuk zat cair, minyak juga akan menolak air yang terkandung pada udara. Ini artinya lapisan minyak tetap akan bekerja sebagai pencegah korosi walaupun logam tersebut tidak mengalami kontak langsung dengan air.
Molekul Yang Tidak Sesuai Mencegah Air Masuk Ke Dalam Celah Logam
Grease akan mengapung di atas permukaan air ketika dicampurkan. Hal ini disebabkan karena minyak tidak bercampur dengan air dan elemen minyak memiliki kepadatan yang lebih kecil dibandingkan dengan air. Selanjutnya, molekul air memiliki sifat tarik menarik yang lebih besar dibandingkan dengan molekul minyak. Sehingga dapat mencegah pencampuran antara dua zat.
Lihat Juga :
5. Perbedaan Air Limbah dan Limbah B3
Pada industri migas, korosi merupakan salah satu penyebab masalah yang serius. Sama halnya dengan kerusakan dan oksidasi oleh air, gas yang bersifat korosif seperti H2S dan SO2 juga menimbulkan ancaman yang besar. Isu ini telah diselidiki secara detail pada industri petrokimia. Hal ini berdampak pada peraturan tentang pembatasan emisi yaitu tiap-tiap fasilitas diminta untuk memonitor secara akurat level emisi dan secara aktif mengkalibrasi sistem secara dengan memberikan perhatian penuh terhadap elemen yang bersifat korosif.
Korosi Pada Skala Komersial
Pada industri migas, korosi merupakan salah satu penyebab masalah yang serius. Sama halnya dengan kerusakan dan oksidasi oleh air, gas yang bersifat korosif seperti H2S dan SO2 juga menimbulkan ancaman yang besar. Isu ini telah diselidiki secara detail pada industri petrokimia. Hal ini berdampak pada peraturan tentang pembatasan emisi yaitu tiap-tiap fasilitas diminta untuk memonitor secara akurat level emisi dan secara aktif mengkalibrasi sistem secara dengan memberikan perhatian penuh terhadap elemen yang bersifat korosif.