ANALISINDO : MEMPELAJARI MASALAH ENGINEERING LEBIH DALAM DAN DETAIL

7 Faktor Pemilihan Instrumen ON SITE

7 Faktor Pemilihan Instrumen


Assalammu’alaikum sobat semua. Alhamdulillah wa Syukurillah kita bisa berjumpa kembali dalam ANALISINDO.COM

Dan hari ini sesuai dengan subject, kita akan membahas tentang apa saja sih faktor yang harus kita perhitungkan ketika kita menentukan untuk memilih instrumen tertentu. Mengingat dalam dunia water treatment sendiri, keberadaan instrumen itu sangat penting sekali bagi proses mendesain maupun memperbaiki suatu sistem water dan waste water treatment.

Baiklah, daripada berlama-lama dipembukaan mari kita langsung saja membahas faktornya satu persatu.

1. Tempat Pengukuran Instrumen
Hal pertama yang harus Anda pertimbangkan dalam memilih sebuah instrumen alat ukur tentunya adalah mengenai tempat dimana si instrumen tadi akan ditaruh.

Untuk instrumen yang hanya bisa diletekan di area laboratorium biasanya akan terbuat dari material yang lebih ringkih namun dari hasil pembacaan akan lebih akurat. Sedangkan untuk instrumen yang diletakan di lapangan atau on site, biasanya akan diberikan vessel (wadah) ataupun sensor yang memiliki kekuatan material lebih tinggi hal ini disebabkan karena kondisi on site yang lebih keras dari pada indoor.

Bisakah kita menggunakan instrumen lab untuk pengukuran On Site?
Jawabannya tentu saja bisa, tapi hanya untuk pengukuran temporer. Sebab instrumen lab cenderung lebih ringkih, sehingga jikalau bertemu dengan kondisi on site yang lebih keras maka dikhawatirkan si instrumen tadi menjadi rusak dan tidak lagi akurat.

Biasanya para engineer atau analis membawa instrumen lab ini ke site untuk proses pembandingan pembacaan ataupun verifikasi hasil kalibrasi instrumen on site.

2. Suhu dan Turbulensi

Hal kedua yang harus kita pertimbangkan ketika memilih suatu instrumen adalah mengenai suasana suhu dan turbulensi area pengukuran.

Hal ini penting untuk diinformasikan kepada para sales engineer ataupun bagian purchasing. Sebab, kurangnya informasi mengenai kedua faktor ini bisa jadi sangat berpengaruh kepada akurasi pembacaan dilapangan.

Sebagai contoh untuk proses pembacaan nilai kekentalan pada mixer pembuat shampoo tentu akan berbeda pada nilai susu. Dimana shampoo di mix dalam kondisi low speed sehingga menjadi cream, sedangkan susu dipertahankan nilai liquidnya.

Beberapa sensor juga memiliki nilai toleransi terhadap suhu-suhu tertentu. Ada sensor yang mampu membaca diatas nilai didih air murni, dan ada juga sensor yang hanya bisa membaca pada nilai max 60 derajat celcius.

Kedua faktor ini nantinya juga akan berpengaruh pada material dan jenis si instrumen itu sendiri.

3. Range dan Akurasi Pembacaan

Setiap instrumen seperti pH meter dan TDS meter, memiliki range pembacaan yang berbeda-beda. Misalnya saja, untuk TDS meter yang digunakan untuk air laut dan air permeate RO tentu akan memiliki range pembacaan yang berbeda. Dimana Range pembacaan untuk air laut hingga puluhan ribu sedangkan range untuk permeat max bernilai ratusan (Untuk ultra pure water bisa kurang dari 100).

Untuk akurasi pembacaan juga tentu berbeda. Kaidahnya adalah, semakin tinggi range pembacaan maka akan semakin rendah akurasi pembacaan nilainya. Hal ini berlaku untuk semua jenis alat ukur.

4. Sistem Pelaporan

Untuk sistem pelaporan, ada tiga jenis sistem pelaporan yang biasa dikenal dalam alat instrumen.

a. Manual report
Jenis pertama ini sangat banyak sekali digunakan, baik pada pengukuran on site maupun di Laboratorium.

Instrumen dengan manual report akan memberikan nilai pembacaan saja, tanpa adanya sistem recording pada instrumen tersebut. Seluruh laporan pembacaan akan tergantung dari operator yang membaca alat tersebut.

Instrumen dengan manual report, digunakan pada sistem yang tidak kritis. Maksudnya adalah sistem tersebut tidak akan goyah jika terjadi sedikit perbedaan pembacaan selama masih dalam range baca tersebut.

b. Periodicaly report
Sesuai namanya, sistem pelaporan periodical adalah instrumen yang akan memberikan suatu output tertentu. Output tersebut  bisa dalam bentuk chart, grafik ataupun angka langsung. Nilai dari angka tersebut biasanya merupakan nilai rata-rata dari pembacaan selama beberapa waktu. Ada yang memberikan average value selama 8 jam, 4 jam, 2 jam, dan lainnya. Semua tergantung dari setting yang telah dilakukan.

Periodically report ini biasa dipilih untuk sistem pelaporan otomatis dan pemantauan pada site di area remote atau mungkin tanpa operator yang stand by selama 24 jam.

c. Online Report
Yang ketiga dan yang termahal (Ups..) adalah sistem online report. Sistem ini memungkinkan si instrumen untuk memberikan hasil pembacan secara realtime, sekaligus terecord dalam suatu media tertentu. Media tersebut bisa berupa kertas ataupun data.

Data dari instrumen dapat dikumpulkan dalam suatu drive atau diambil langsung ke monitor pembacaan.

Instrumen jenis ini biasanya digunakan untuk pengukuran yang riskan akan perubahan, walaupun perubahan tersebut kecil sekali. Kita dapat menemukannya pada industri migas.

5. Otomasi Triger Sistem

Hal selanjutnya yang harus kita perhatikan pada suatu instrumen adalah, kemampuan instrumen tersebut untuk mentriger suatu nilai untuk mengaktifkan ataupun mematikan peralatan tertentu, istilah yang biasa dipakai adalah triger.

Kemampuan ini sangat penting dimiliki instrumen yang dipasang secara on site. Seperti instrumen yang berada di area wwtp ataupun area produksi. Dimana biasanya ketika pH berjalan keluar dari jalur netral. Maka instrumen akan memberikan triger pada dosing pump untuk mengaktifkan aliran kimia baik asam ataupun basa, agar pH kembali dalam koridor normal/netral.

6. Kemudahan Maintenance dan Perbaikan/Penggantian

Sangat penting untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan adalah instrumen yang mudah dirawat serta diperbaiki atau diganti spare partnya. Sebab instrumen adalah salah satu alat vital yang memberikan hasil pembacaan dan bahkan menentukan keberhasilan suatu sistem.

Maka dari itu, kita juga perlu memperhatikan hal ini. Untuk instrumen yang dalam pemesanan atau pengadaan barangnya perlu waktu yang lama. Maka tentu kita harus mempersiapkan spare atau cadangannya. Namun untuk instrumen yang mudah ditemukan spare partnya, maka kita bisa lebih tenang (Bukan artinya sembrono yah).

7. Harga Instrumen tersebut

Nah ini dia faktor terakhir yang memang seharusnya diposisikan dalam posisi akhir. Sejatinya harga akan terkait dengan anggaran perusahaan.

Sedikit saran dari saya adalah ketika budget perusahaan Anda mepet atau cenderung ke kecil. Maka yang sebaiknya dilakukan adalah menekankan pada faktor range dan akurasi pembacaan, dibandingkan dengan faktor lainnya. Sebab faktor lainnya dapat digantikan dengan modifikasi atau kerja tambahan dari operator. Sedangkan Range dan akurasi tidak dapat digantikan dengan apapun.

Nah tidak terasa tulisan saya ini ternyata sudah mencapai 4 halaman di microsoft word. Dan saya rasa sudah cukup juga ya artikel tentang 7 faktor yang harus diperhatikan ketika memilih instrumen. Semoga tulisan ini dapat memberikan input yang positif bagi sobat pembaca sekalian.



Salam Hangat,

Mr. Anggi Nurbana




Mr.Anggi

About Mr.Anggi

Penulis adalah seorang Ahli dalam bidang pembuatan installasi Water dan Waste Water Treatment. Saat ini penulis telah mendesain lebih dari 32 system water dan waste water treatment di Indonesia. Penulis juga aktif dalam forum internasional dalam topik water and waste water treatment. Penulis dapat dihubungi via email : anggi.kkei@gmail.com